SETARA BERDAYA ACADEMY (SBA)



SETARA BERDAYA ACADEMY (SBA)

Latar Belakang Inisiatif SETARA BERDAYA

              Hingga saat ini perjuangan melawan praktik-praktik ketidakadilan ataupun kekerasan berbasis gender masih berlangsung. Perjuangannya panjang dan sulit karena praktik tersebut menjadi tradisi yang sudah sudah mengakar dan diwariskan oleh masyarakat secara turun temurun hampir di seluruh Indonesia. Bisa dikatakan patriarki adalah akar penyebabnya. Patriarki menempatkan laki-laki sebagai pemegang peran, kedudukan dan kekuasaan yang sangat besar. Patriarki juga menempatkan laki-laki sebagai kelompok manusia nomor satu sementara perempuan dan individu ragam SOGIESC berada di bawahnya. Patriarki juga yang menjadi alasan praktik-praktik ketidakadilan gender seperti marginalisasi, subordinasi, stereotip, beban ganda dan kekerasan masih langgeng. Marginalisasi menyebabkan perempuan harus mengalami bentuk-bentuk peminggiran terhadap akses sumber daya, seperti pendidikan, modal, teknologi, dan pekerjaan. Subordinasi menempatkan perempuan dalam peran dan kedudukan atau status sosial yang lebih rendah. Perempuan juga kerap sekali mendapatkan stereotip atau pelabelan atas stigma-stigma buruk. Menanggung banyak sekali beban ganda dan selalu rentan menjadi korban berbagai bentuk atau praktik kekerasan baik yang berbasis gender maupun seksual.

Kelima bentuk ketidakadilan gender ini saling berhubungan dan mirisnya seorang perempuan bisa mengalami kelimanya sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Patriarki dan bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersebut sudah terinternalisasi menjadi norma-norma sosial bahkan sejak bayi. Beberapa bentuk norma tersebut bisa dilihat dalam lingkup pranata sosial termasuk keluarga. Misalnya laki-laki akan ditempatkan sebagai sosok kepala keluarga yang menjadi pemegang kekuasaan. Sebagai sosok pemimpin yang harus dipatuhi. Laki-laki juga dikonstruksikan memiliki peran mencari nafkah. Sementara perempuan akan menjadi perempuan memiliki peran melakukan kerja-kerja perawatan dan urusan domestik.

Dalam pembagian peran ini ada banyak sekali bias dan dilema yang terjadi. Mulai dari degradasi peran perempuan misalnya menganggap urusan beberes rumah adalah pekerjaan rendahan dan tidak adanya pengakuan bahwa Mengurus Rumah Tangga juga sebagai sebuah pekerjaan resmi. Padahal pekerjaan domestik menyita waktu, energi dan beban emosional yang kerap lebih berat dan panjang dibandingkan pekerjaan sektor formal lainnya. Atau banyak juga perempuan yang dituntut untuk turut mencari nafkah dan mengerjakan pekerjaan rumah serta kerja-kerja perawatan sekaligus tanpa bantuan laki-laki.

Di sisi lain, tidak sedikit juga perempuan yang meninggalkan karir impiannya karena dipaksa untuk menjadi ibu rumah tangga sajanya. Namun mirisnya, dalam kondisi terakhir justru menyebabkan banyak perempuan bergantung secara finansial dan emosional pada suami sehingga sulit keluar dari hubungan jika suatu saat terjadi kekerasan. Norma dan tradisi kepemimpinan yang kaku, pembagian peran perawatan dan pencari nafkah yang tidak seimbang menimbulkan banyak sekali implikasi selain dari segi ketidaksetaraan dalam hal keberdayaan dan kesejahteraan baik secara finansial dan emosional. Termasuk kondisi hilangnya figur ayah (fatherless) karena tidak bisa membangun hubungan emosional dengan anak.

Selain itu masalah lainnya adalah dalam keluarga, anak laki-laki biasanya menempati posisi yang istimewa. Dianggap sebagai penerus keturunan dan pewaris marga. Sehingga mendapatkan banyak pengutamaan baik dalam pemenuhan kebutuhan ataupun keinginan. Contoh kecilnya, laki-laki biasanya diutamakan untuk mengakses pendidikan, pengembangan diri dan penguasaan modal (harta). Akibatnya anak perempuan akan terpinggirkan dan sulit mendapatkan akses atas pendidikan, pekerjaan, modal ataupun pengembangan diri lainnya.

Sama seperti ayah, laki-laki juga biasanya dibebastugaskan dari urusan-urusan domestik yang dianggap feminim. Perempuanlah yang selalu dituntut berkutat dalam urusan kasur, sumur, dan dapur, peran perawatan serta peran tidak berbayar lainnya. Banyak masyarakat yang terus melakukan dan mengikutinya. Termasuk perempuan sendiri juga seolah dipaksa untuk menerima keadaan dan mengaminkan tradisi tersebut. Kondisi ini juga terjadi di lingkungan sosial lainnya hingga ke dalam pola-pola pemerintahan. Akses dan pelibatan perempuan masih belum dilakukan dengan optimal. Meskipun misalnya sudah diterapkan angka afirmasi dengan kuota tertentu untuk perempuan, namun tidak dipenuhi dengan serius. Pembagian pola pengupahan juga masih tidak seimbang.

Kesempatan perempuan menjadi pemimpin juga masih buruk. Selain itu terkait optimalisasi pengasuhan keluarga secara seimbang juga belum memadai. Misalnya dalam pemberian cuti bagi ayah saat istri melahirkan. Sehingga dengan melihat semua kompleksitas masalah, maka butuh upaya struktural untuk bisa mengubah dan rekonstruksi norma-norma sosial tersebut. Inisiatif Sinergi Egaliter untuk Transformasi Aksi Bangun Kesetaraan dan Keberdayaan (SETARA BERDAYA) berakar dari kebutuhan mendesak untuk mengatasi ketidaksetaraan gender yang masih mengakar dalam masyarakat.

Masyarakat sering kali terjebak dalam norma-norma tradisional yang membebankan tugas-tugas pengasuhan atau perawatan pada perempuan sehingga mengabaikan potensi mereka di luar peran tersebut. Inisiatif ini bertujuan untuk mendenisikan ulang persepsi tersebut, dengan menekankan bahwa perempuan dapat berkontribusi secara aktif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sebagai pencari nafkah. Selain itu, SETARA BERDAYA berfokus pada promosi kesetaraan kontribusi antara laki-laki dan perempuan dalam kesejahteraan finansial keluarga, pendidikan kesetaraan dan HKSR di sekolah, workshop di komunitas/grassroot serta upaya dialog dengan pemangku kebijakan atau kepentingan. Membuka ruang-ruang belajar dan berbagi sebagai bekal untuk mewujudkan perubahan persepsi/pemikiran, sikap, perbuatan dan kalau bisa hingga level kebijakan pemerintah daerah setempat.

Dengan mendukung peluang yang setara dalam semua profesi tanpa memandang gender, inisiatif ini juga berupaya mengatasi segregasi pekerjaan berbasis gender. Lebih jauh lagi, program ini mendorong kepemimpinan yang inklusif, menghargai potensi setiap individu tanpa memandang jenis kelamin di semua lingkup pranata sosial. Melalui serangkaian kegiatan yang akan dijalankan, SETARA BERDAYA berkomitmen untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, setara dan berdaya, di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal.

SETARA BERDAYA akan diimplementasikan dengan beberapa ruang belajar, berbagi dan berpraktik seperti Setara Berdaya Academy (SBA), Penerbitan Buku Pesan, Wicara Setara Berdaya, Kita Pelopor Kesetaraan & Keberdayaan.

Setara Berdaya Academy (SBA)

Setara Berdaya Academy (SBA) atau Sekolah Setara Berdaya adalah program mentoring dengan konsep sekolah di luar sekolah yang inklusif dan interseksional. Bisa juga disebut sebagai akademi mentoring online dengan konsep “sekolah mini” yang terdiri dari beberapa kelas atau sesi belajar. SBA akan menjadi ruang belajar dan berbagi bagi pemuda mengenai patriarki, budaya, tradisi, ketidakadilan gender, kondisi fatherless, pembagian kerja yang tidak adil, pranata sosial yang masih melanggengkan diskriminasi dan kekerasan berbasis gender dan seksual, peran-peran perawatan yang masih dititikberatkan pada perempuan, ketidaksetaraan dalam manajemen keluarga, mengkritisi norma-norma sosial yang membelenggu, melakukan redefinisi dan rekonstruksi atas norma-norma tersebut.

Dalam Setara Berdaya Academy, akan ada guru/mentor dan murid/peserta. Peserta/murid adalah pemuda-pemuda yang terpilih yang diharapkan merupakan representasi dari lintas daerah seluruh Indonesia. Para peserta akan mendapatkan kesempatan belajar bersama para guru/mentor yang ahli atau berpengalaman di bidangnya.  

Usulan sesi kelas adalah : Patriarki dalam Budaya dan Tradisi, Mengenal Ketidakadilan Gender, Mengenal Praktik-Praktik Kekerasan Berbasis Gender & Seksual, Pendidikan Dasar Hak Kesehatan Seksual & Reproduksi, Peran Pengasuhan & Perawatan Yang Setara Dimulai dari Keluarga, Kepemimpinan Perempuan, Rekonstruksi Norma-norma Sosial, Manajamen Kesejahteraan Finansial yang Setara serta Kelas Kepemimpinan & Wirausaha. Akan ada juga sesi belajar dan berbagi pengasuhan seimbang dalam keluarga dari sudut pandang kesehatan dan psikolog dengan menghadirkan nakes. Serta kelas perempuan berbagi cerita menjadi pemimpin ataupun pengusaha. Setidaknya akan ada sebanyak +-10 sesi pertemuan dengan menghadirkan para pemateri baik praktisi atau tokoh-tokoh yang kapable di isu yang akan dibawakan.

Kelas akan dirancang sekreatif mungkin misalnya dengan adanya zine. Akan ada mini project dimana setiap peserta ditantang untuk berbagi cerita dan pesan SETARA BERDAYA untuk keluarga inti, keluarga besar, komunitas, sekolah, pranata sosial lainnya atau di komunitas bentukan baru untuk mempelopori praktik-praktik kesetaraan dari grassroot. Peserta juga akan dilibatkan secara berkelanjutan dan mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai program atau kegiatan termasuk pelatihan penulisan, peserta terpilih juga berkesempatan menjadi penulis buku berisi rangkuman pengetahuan yang didapatkan di kelas, cerita-cerita dan pesan serta rekomendasi advokasi nasional. Selain itu peserta juga akan diberi kesempatan untuk menjadi mentor/speaker dalam program WICARA, podcast dan Program Keluarga Pelopor Kesetaraan.

Tujuan

·         Membahas, mendefinisikan ulang norma-norma gender hasil konstruksi sosial selama ini

·         Merekonstruksi norma-norma yang ada sehingga mendorong perubahan persepsi, sikap dan perilaku yang mencerminkan kesetaraan gender

·         Membangun jaringan dukungan untuk individu lintas generasi yang berkomitmen pada prinsip-prinsip DEI (Diversity, Equity, and Inclusion)

·         Meningkatkan partisipasi aktif banyak stake holder hingga pranata keluarga dalam advokasi kesetaraan gender

·         Meningkatkan kesempatan terbuka bagi perempuan untuk memimpin, berkarya dan berdaya

 

Dampak yang diharapkan

·         Adanya perubahan pemikiran, sikap dan perbuatan dari seluruh peserta serta target kampanye

·         Terciptanya pelopor-pelopor yang akan melanjutkan estafet promosi keberagaman, kesetaraan dan inklusifitas di lingkungan masing-masing

·         Meningkatnya daya kritis atas norma-norma gender hasil konstruksi sosial selama ini secara khusus dari peserta

·         Adanya peningkatan kesadaran publik akan pentingnya kesetaraan gender sehingga terjadi perubahan sikap, persepsi dan perilaku

·         Terbentuknya jaringan dukungan di lintas generasi khususnya anak muda yang berkomitmen untuk mempromosikan prinsip-prinsip DEI (Diversity, Equity, and Inclusion)

·         Adanya peningkatan partisipasi stake holder hingga pranata keluarga dalam advokasi dan mewujudkan kesetaraan gender

·         Meningkatnya partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan keberdayaan

·         Meningkatnya kesadaran dan keterlibatan laki-laki dalam kerj-kerja perawatan

·         Mengurangi segregasi pekerjaan berbasis gender

·         Meningkatnya peran-peran yang setara dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga Dunia sekolah dan dunia usaha menjadi semakin inklusif

 

Syarat dan Ketentuan Peserta

·         Peserta terbuka untuk umum tanpa batasan jenis kelamin dan profesi Berusia 16-35 tahun saat mendaftar

·         Peserta akan dipilih sebanyak 38 orang, diharapkan merupakan representasi yang mewakili provinsi-provinsi di Indonesia

·         Peserta berkomitmen untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga akhir program dengan partisipasi yang aktif, komunikatif dan responsif termasuk dalam kelas online serta agenda praktik

·         Menulis esai maksimal 1000 kata yang berisi refleksi dan solusi kontributif mengenai kondisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara saat ini, terkhusus mengenai isu ketidakdilan gender, praktik-praktik kekerasan berbasis gender dan seksual, norma-norma sosial yang tidak adil dan membelenggu, pembagian kerja domestik dan peran perawatan yang tidak seimbang, isu fatherless, kepemimpinan perempuan serta diskriminasi dan segregasi dalam pekerjaan

·         Memiliki kesadaran dan kemauan untuk belajar, berbagi dan berdampak positif

 

Manfaat yang didapatkan

·         Pengetahuan dan pengalaman terkait isu-isu gender, kesetaraan, inklusifitas, keberagaman, kepemimpinan perempuan, jenis-jenis kekerasan, kepemimpinan perempuan, pekerjaan yang adil bebas diskriminasi dan segregasi, fatherless issues, isu kerja domestik yang tidak seimbang, perwujudan keluarga yang setara serta rekonstruksi norma-norma sosial yang tidak adil dan membelenggu

·         Pengetahuan serta ketrampilan dalam kewirausahaan dan pengelolaan finansial

·         Jaringan relasi dan advokasi dengan teman-teman baru dari berbagai daerah di Indonesia

·         Amunisi semangat dan inspirasi dari cerita-cerita yang didapatkan

·         Kesempatan dan ruang berkontribusi untuk perubahan sosial Pengetahuan dan ketrampilan penulisan

·         Kesempatan untuk terlibat dalam Proyek Penulisan Buku (untuk para peserta yang terpilih menjadi penulis)*

·         Baju

·         Dukungan untuk pelaksanaan proyek pribadi

·         Kesempatan untuk terlibat dalam agenda "Wicara" dan "Kita Pelopor Kesetaraan dan Keberdayaan" *

·         Pengganti internet

·         Sertifikat

 

Pendaftaran

·         Pendaftaran Setara Berdaya Academy adalah gratis

·         Peserta melakukan pendaftaran serta mengirimkan Esai dan CV di link https://bit.ly/Setaraberdaya

·         Follow instagram @nahasea_id dan ajak temanmu sebanyak-banyaknya di kolom komentar

·         Peserta terpilih dengan esai terbaik akan dihubungi oleh panitia

·         Pengumunan akhir akan disampaikan di instagram Nahasea

·         Detail informasi bisa dibaca di https://bit.ly/Infosetaraberdaya

 

Periode Pendaftaran

·         Pendaftaran peserta mulai 03 Maret 2025 hingga 27 Maret 2025

·         Pengumuman kelulusan final pada 30 Maret 2025

·         Kelas akan diselenggarakan setiap hari Sabtu dari April-Juli 2025

·         Periode Proyek Penulisan Buku, Wicara dan Kita Pelopor Kesetaraan bagi peserta terpilih akan diumumkan kemudian

 

 JADWAL & SESI MATERI SETARA BERDAYA ACADEMY*


No

Tanggal

Sesi/Materi

Pokok Pembelajaran & Rencana Sesi

Tujuan Pembelajaran & Rencana Sesi

Catatan

1

12 April

·   Orientasi Setara Berdaya Academy

·   Pengantar GEDSI & SOGIESC

·      Perkenalan peserta

·      Membangun ruang belajar

·      Pembentukan house rules

·      Pengenalan Setara Berdaya Academy

·      Penyampaian rencana Rangkaian Perjalanan

·      Pengantar singkat tentang SOGIESC dan GEDSI

·  Warga SBA saling mengenal satu sama lain

·  Membangun ruang belajar yang aman, nyaman dan inklusif

·  Menumbuhkan kedekatan dan kepercayaan di antara warga SBA

·  Mengenalkan program Setara Berdaya Academy dan latar belakang pembentukannya

·  Memberitahukan rencana Rangkaian Perjanalan SBA

·  Mengajak peserta mengetahui pengantar awal tentang SOGIESC dan GEDSI serta kontruksi sosial pada individu sejak bayi

 

2

19 April 2025

·  SOGIESC dalam Konstruksi Gender 

 

·  Pengenalan SOGIESC lebih dalam

· Pendalaman mengenai konsep dan praktik Konstruksi Gender

 

·  Peserta diberi kesempatan untuk lebih mengenal SOGIESC

·  Peserta lebih memahami mengenai konsep dan praktik Konstruksi Gender

 

 

3

26 April

·  Pendidikan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi

· Pengenalan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi dan Edukasinya Berdasarkan Jenjang Usia

·  Peserta mengetahui Hak dan Pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi

 

4

 03 Mei

·   Ketidakadilan Gender & Praktik-praktik Kekerasan Berbasis Gender & Seksual

 

·   Pendalaman Atas Pengertian Ketidakadilan Gender

·   Menggali dan Mengenali Praktik-praktik Kekerasan Berbasis Gender & Seksual

 

·   Peserta Mampu Mengenal Ketidakadilan Gender

·   Peserta Mampu Mengidentifikasi Praktik-praktik Kekerasan Berbasis Gender & Seksual

 

5

 10 Mei

·   Pendidikan, Politik dan Kepemimpinan Perempuan (Rekonstruksi Hak Perempuan atas Dunia Pendidikan, Politik dan Kepemimpinan)

 

 

·   Advokasi Kebijakan Berbasis Gender

Penanganan Korban Kekerasan yang Sensitif Gender

 

 

·      Realita dan Harapan Pemenuhan Hak Perempuan dalam Dunia Pendidikan, Politik, Kepemimpinan

 

 

 

·      Pengenalan Advokasi dan Teknik-tekniknya

·      Pengenalan Teknik Advokasi Sensitif Gender

·      Pengenalan Proses Penanganan Kasus Kekerasan yang Berfokus pada Korban dan Sensitif Gender

Active bystander dan PFA (Psychological First Aid)

 

 

 

 

·   Peserta Mampu Mengkritisi Kondisi yang Tidak Adil dalam Dunia Pendidikan, Politik, Kepemimpinan Khususnya Untuk Perempuan

 

 

·   Peserta Mengetahui Advokasi dan Jenis-jenisnya

·   Peserta Memiliki Pengetahuan Dasar Melakukan Advokasi

·      Peserta Paham Proses Penanganan Kasus Kekerasan yang Berfokus pada Korban dan Sensitif Gender

·   Peserta Mampu dan Berdaya Jadi Active bystander

Peserta Mengetahui Proses PFA (Psychological First Aid) Pada Korban

 

 

6

17 Mei

·   Rekonstruksi Peran Perempuan dalam Pranata Sosial


 

 

·   Peran Pengasuhan & Perawatan Yang Setara Dimulai dari Keluarga

 

·      Melihat Secara Kritis Peran Perempuan dalam Realitas dan Imajinasi di Pranata Sosial

 

 

·      Pembagian Peran Pengasuhan dan Perawatan Keluarga Setara

·   Peserta Mampu Mengobservasi, Menggali dan Memahami Secara Kritis Mengenai Peran Perempuan


·   Peserta Mampu Merumuskan Konstruksi Peran Ayah yang Ideal

 

 

 

·   Peserta Mengetahui dan Berdaya Mendukung Pengasuhan & Perawatan Yang Setara Dimulai dari Keluarga

 

7

31 Mei

·   Pengenalan Manajamen Kesejahteraan Finansial yang Setara

 

 

·   Perempuan Berdaya Lewat Wirausaha



·      Pengenalan Literasi Keuangan

·       Pengenalan Pengelolaan Keuangan Keluarga yang Setara

 

 

·      Usaha Pemberdayaan Perempuan Melalui Wirausaha

·   Peserta Mendapatkan Dasar Literasi Keuangan

·   Peserta Melek Pengelolaan Keuangan Keluarga yang Setara

 

 

·   Peserta Lebih Berdaya dan Terinspirasi Melalui Cerita Perempuan Berwirausaha

 

8

07 Juni

·   Rekonstruksi Norma-norma Sosial Melalui Kampanye dan Aksi Nyata

 

·   Perumusan Pesan Rekomendasi

 

 

 

·      Identifikasi Kolektif Norma-norma Sosial yang Tidak Adil

·      Perumusan Proses Rekonstruksi Norma-norma Sosial

·      Pelatihan Singkat Pembuatan Konten Kampanye yang Menarik

 

 

·      Perumusan Pesan-Pesan Rekomendasi untuk Stake Holder Terkait

 

·   Peserta Secara Aktif dan Kolektif Mengidentifikasi Norma-norma sosial yang Tidak Aktif

·   Peserta Mampu Merumuskan Proses Rekonstruksi Norma-norma Sosial

·   Peserta Berdaya Memulai Rekonstruksi Norma Sosial

·      Peserta Mengetahui Cara Pembuatan Konten Kampanye yang Menarik

 

 

 

·   Peserta Mampu Merumuskan Pesan-Pesan Rekomendasi untuk Stake Holder Terkait

 

 

9

14 Juni

·   Kelas Penulisan I

·      Pelatihan Penulisan Esai Naratif

·   Peserta Mampu Melihat Kondisi Sosial atau Refleksi Pribadi  yang Perlu Direkonstruksi

·   Peserta Mengerti Kaidah Penulisan

·   Peserta Mampu Menulis Esai Naratif yang Menggugah Pembaca

 

10

21 Juni

·   Kelas Penulisan II

·      Pelatihan Penulisan Esai Naratif

·   Peserta Mampu Melihat Kondisi Sosial atau Refleksi Pribadi  yang Perlu Direkonstruksi

·   Peserta Mengerti Kaidah Penulisan

·   Peserta Mampu Menulis Esai Naratif yang Menggugah Pembaca

 

11

28 Juni

·       Refleksi SBA

·      Sesi Refleksi

·   Peserta Merefleksikan Seluruh Pembelajaran SBA yang Didapat

 

 

*Dokumen ini adalah living documents sehingga bisa berubah sewaktu-waktu jika diperlukan berdasarkan dinamika kebutuhan

 


Comments